Palembang, kota di Indonesia, saat ini dihantui oleh krisis kualitas udara yang memburuk. Pagi ini, indeks kualitas udara mencapai 186, masuk dalam kategori merah atau tidak sehat. Penyebab utama kualitas udara memburuk di Palembang adalah asap dan partikel abu dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Kota ini bahkan dinobatkan sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di Indonesia. Angka polusi mencapai 246, berada dalam zona ungu yang sangat tidak sehat.
Penyebab Kualitas Udara Memburuk di Palembang
IQAir pun mengungkapkan jika pemicu utama adanya pencemaran udara Palembang ini dari kebakaran hutan. Kebakaran ini sering terjadi, bahkan setiap tahunnya di daerah pertanian dan sekitarnya. Berikut adalah penyebab serta penjelasannya:
Sektor Industri
Meskipun Palembang bukan pusat industri besar, beberapa produsen seperti pabrik pupuk, kilang semen, kilang minyak, dan tambang batu bara di sekitar Sumatera Selatan. Ini menjadi penyumbang signifikan polusi udara. Polutan utama seperti PM2.5, PM10, jelaga, dan karbon hitam (BC) menjadi konsekuensi dari aktivitas industri ini.
Sektor Perkebunan
Penyebab kualitas udara yang memburuk di Palembang juga berasal dari perkebunan. Perkebunan juga menjadi sumber pencemaran udara dengan pembakaran bahan bakar fosil dalam produksi listrik, di pabrik, dan transportasi. Praktik ‘tebang dan bakar’ di sektor pertanian menjadi kontributor utama asap yang melanda kawasan.
Dampak Buruk Pembakaran Kayu dan Karhutla
Pembakaran kayu bukan hanya menyumbang pada emisi PM2.5 dan PM10, tetapi juga melepaskan nitrogen oksida (NO) dan karbon monoksida (CO), yang semakin merusak kualitas udara. Karhutla di Ogan Komering Ulu (OKU) turut menyumbang pada tingkat polusi yang memprihatinkan di Palembang.
Menghadapi permasalahan ini, diperlukan langkah-langkah serius dari pemerintah dan pihak terkait. Regulasi yang ketat terhadap industri dan pertanian, investasi dalam teknologi bersih, serta pendekatan preventif terhadap kebakaran hutan dapat menjadi solusi jangka panjang untuk memperbaiki kualitas udara di Palembang.
Kualitas udara yang buruk di Palembang bukan hanya masalah lokal tetapi juga menimbulkan dampak regional. Diperlukan kerjasama lintas sektoral, edukasi masyarakat, dan investasi dalam sumber energi bersih untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan di masa depan.
Ulasan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan seriusnya permasalahan kualitas udara yang memburuk di Palembang. Selain itu, mampu memotivasi tindakan konkret untuk mengatasi akar permasalahannya.